Thamrin Sonata, Bangun “Candi” dalam Satu Malam

Selamat jalan paklik TS, Thamrin Sonata Thamrin, guru sekaligus kawan yang selalu memompa dalam dunia literasi, kini telah berpulang, Selasa 3/9/2019.

Kabar duka dari mbak Lis Suwasono. Terima kasih mbak Lis, dan mohon maaf, baru membuka ditengah malam seperti ini.

Saya beruntung, dulu bisa bergabung Komunitas Peniti Media, yang berganti menjadi Komunitas KutuBuku Baca (Kompasianer Ulas dan Tulis Buku) sejak Nopember 2015.

Peniti Media, salah satu penerbit buku yang menelorkan karya Kompasianer yang dimotori oleh beliau paklik TS. Bangga bisa mengenal dan berkelakar bersama paklik TS.

Sebuah komunitas yang mengajak, khususnya kepada anggotanya agar dapat terus bersemangat dalam menyusun literasi menjadi sebuah buku yang baik dan layak konsumsi untuk berbagai macam generasi.

Tantangan yang sulit, ditengah pesatnya perkembangan teknologi. Ditengah mudahnya literasi di media elektronik. Namun, hal tersebut bukan menjadi halangan bagi paklik TS.

Benar memang, berteman dengan paklik TS, merupakan anugerah terindah kompasianer, khususnya yang tergabung dalam Komunitas Kutubuku.

Bahkan, dalam hal kepenulisan, Opa Tjiptadinata Effendi pun pernah memberikan perumpamaan kerja paklik TS seperti Roro Jongrang, mampu membangun seribu candi hanya dalam satu malam.

To Kill A Mockingbird – Harper Lee, menjadi PR terakhir yang paklik berikan padaku.

Selamat jalan paklik TS, hanya doa yang mampu kami panjatkan, insyaAllah surga nanti tempat

Sudah dua kawan Kompasianer yang berpulang dalam dua tahun ini, kang Didin, Muslihudin El Hasanudin bulan Juni 2018 dan sekarang September 2019 disusul paklik TS.

Keterangan gambar:
Kang Didin yang (kiri, pegang hp) selalu memberikan support agar dapat berlatih mengolah gambar dalam tulisan, serta paklik TS memberikan support agar lebih semangat dan tak kenal lelah dalam menulis. Dua sosok yang telah banyak memberikan warna.

2019.09.04