Rabu pekan kemarin, adalah waktu bagi kami (Kompasianer yang tergabung dalam Semartigakom) berkumpul di Hotel Aston Semarang. Berkumpul bagi kami tak sekedar berkumpul, namun lebih menghadiri acara ngopi. Lebih tepatnya membincang tentang Industri Kreatif di Era Digital.
Acara Kopiwriting bertajuk Industri Kreatif di Era Digital ini terselenggara berkat kerjasama Kompasiana dan JNE. Ternyata tidak hanya dari Kompasianer saja yang hadir, dari beberapa media online didaerah Jawa Tengah juga hadir. Seperti metrojateng, asatu, koransindo, wawasan, suara merdeka, dan dari Kompas juga turut hadir menyemarakkan acara Kopiwriting ini.
Acara yang dipandu oleh mbak Hani, ini menghadirkan 3 (tiga) narasumber, yaitu Irma Susanti owner Identic Batik, Madyo Sriyanto dari Ketua DPW IUMKM Akumandiri, dan Indar Prasetyo dari Marketing Communication JNE. Masing-masing narasumber akan membincang sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Misalnya saja, Irma Susanti membincang masalah UMKM, lebih banyak tentang usaha batiknya, Identix Batik. Bagaimana membuat, mengolah dan memasarkan produknya.
Tak luput juga semangat dan kiat agar produk yang dibuatnya bisa bersaing dikancah internasional. Irma yang juga alumni jurusan Antropologi di salah satu perguruan tinggi di Semarang, memiliki semangat dalam berwirausaha,
“Kalau saya bisa menjual produk buatan luar negeri, kenapa saya tidak bisa menjual produk dalam negeri”.
Meskipun begitu, tak ditampik juga beberapa kendala yang dihadapi Irma, seperti batik apabila dipakai oleh anak muda akan menimbulkan kesan jiwa mudanya tidak nampak. Sehingga batik perlu menyesuaikan fashion, desain dan modelnya dengan perkembangan zaman.
Madiyo Sriyanto, Ketua DPW Jawa Tengah IUMKM Akumandiri periode tahun 2015-2020, sangat mendukung industri kreatif yang dilakukan UMKM. Salahsatunya dilakukannya pendampingan terhadap UMKM dalam bentuk pemasaran, pendanaan dan pelaporan.
Ia mengungkapkan bahwa, UMKM yang ada perlu adanya jembatan, jembatan komunikasi dalam berbagai hal. Misalnya saja dalam hal pemasaran, pendanaan, serta mendorong kapasitas pelaku industri kreatif.
JNE, melalui Head of Marketing Communication, Mayland Hendar Prasetyo mengungkapkan bahwa JNE dan UMKM adalah mitra, sehingga JNE sangat mendukung industri kreatif, misalnya saja acara yang diselenggarakan JNE dengan UMKM yang ada. Hal tersebut sesuai dengan tagline JNE, Connecting Happiness.
JNE, perusahaan yang berdiri tahun 1990 ini, untuk mendukung industri kreatif telah menggelar acara yang kali ketiga.
- JNE UKM Road Show tahun 2016, membahas tentang bagaimana cara memasarkan produk yang telah dihasilkan oleh UMKM.
- JNE UKM Online tahun 2017, membincang tentang packing produk dan pemasaran produk UMKM.
- JNE UKM Online tahun 2018, yang diselenggarakan tahun ini akan mengangkat tema yang sama dengan tahun 2017, yaitu packing produk dan pemasaran produk UMKM.
Bentuk dukungan JNE pun tidak hanya sebatas pada UMKM saja, namun lebih kepada peningkatan service semua pelaku usaha. Seperti pemilik usaha (dalam hal ini pengirim barang), konsumen (pembeli barang), serta pasar (marketplace).
Dengan adanya terobosan JNE dalam mengembangkan jasa pengiriman dan pendistribusian, pelaku usaha akan sangat terbantu, misalnya saja dengan adanya PESONA, sebuah jasa pengiriman makanan khas daerah akan membantu mengembangkan produk lokal agar dapat lebih berkembang.
Meskipun Acara Kopiwriting sudah satu minggu acara ini selesai digelar, namun masih terkesan. Beberapa foto acara pun masih bersliweran di media sosial. Sehingga, tak ada salahnya tulisan ini ikut terpatri sekarang.
Semoga kedepan acara serupa dapat kembali digelar, sehingga masyarakat awan, seperti saya, mampu memompa semangat untuk mendirikan, mengembangkan wirausaha dengan industri kreatif.
Sehingga mampu memberikan nilai tambah, mampu menyerap tenaga kerja. Minimal tetangga atau saudara mampu terserap tenaganya untuk mengurangi angka pengangguran yang ditanggung oleh pemerintah.
(Semarang, 2018.09.05)