Cium Tangan, bukan Taruh Pipi apalagi Jidad

Sudah menjadi budaya orang Indonesia, apabila anak mau pergi (entah sekolah, atau ke tempat lain) berpamitan kepada orang tuanya. Berpamitan tidak hanya ber-say hello dengan ucapan saja.

Akan tetapi berpamitan dengan melakukan salaman seraya menaruh tangan orang tua di kepala sang anak. Yang sering disebut istilah salim.

Ini penting karena tidak hanya menanamkan rasa cinta kepada orang tua, ternyata budaya salim ini merupakan sebagai tanda hormat dan terima kasih anak kepada orang tua.

Salim seyogyanya dilakukan dengan mencium tangan orang tua, bukan dilakukan dengan menjabat tangan orang tua, lalu menaruh tangan orang tuanya dipipinya atau lebih parah lagi ditaruh dijidad. Coba perhatikan sekitar kita, atau tontonan dalam televisi.

Saat atau setelah mencium tangan orang tua, jangan lupa minta bantuan orang tua agar ikut mendo’akan. Semoga apa yang menjadi maksud dan tujuan kita pergi, dapat berhasil dan berjalan dengan lancar.

Tak lupa, mohon dido’akan agar selamat dan sehat mulai keluar rumah sampai balik lagi pulang ke rumah.

Tetapi kebanyakan sekarang budaya tersebut sudah berangsur-angsur mulai hilang terkikis zaman. Ada anak yang mengatakan malu saat salim dengan orang tuanya di depan teman-teman sebayanya.

Walaupun ada juga yang mengatakan terburu-buru takut terlambat, sehingga tidak sempat salim.

Kalau bukan kita yang menguri-uri budaya kita siapa lagi. Kalau bukan kita yang mewariskan budaya siapa lagi.

Selamat pagi, selamat beraktivitas dan selamat weekend

***
uri-uri (bhs. Jawa) = menghidupkan, menjaga, melestarikan

 

Kudus, 2014.10.24