Kita punya pendapat dan pandangan politik yang berbeda. Bahkan partai pun kita tak sama. Hal tersebut mau tidak mau dan harus diakui.
Namun, jangan sampai hal itu justru menjadikan pertemanan kita semakin jauh atau bahkan sampai terpecah-belah.
Kita semua adalah teman, kita semua adalah sahabat dan kita semua adalah saudara. Kita semua memiliki keyakinan bahwa kita semua menginginkan bangsa ini tumbuh menjadi bangsa yang besar, bangsa yang berdaulat dan bangsa yang mandiri.
Memang beda jalan yang kita pilih dan kita lalui untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang besar.
Saat masa kampanye, kita semua memiliki pandangan dan pendapat tentang calon yang kita usung masing-masing. Semua calon adalah baik. Kita semua memiliki pemikiran yang sama bahwa calon pilihan kita adalah yang terbaik.
Kita semua bekerja semaksimal-mungkin untuk agar calon yang kita usung berhasil dan menang dalam Pemilu. Begitupun dengan rival politik kita.
Dan memang sebagai warga negara yang baik, KITA HARUS memiliki pilihan. Golput bukan pilihan, golput hanya pembenaran atas kebimbangan dan kegaulauan dari kekurangmantapan kita dalam menentukan pilihan. Pilihan yang kita dasarkan pada perenungan, penggalian data. Sebagai umat yang beragama alangkah eloknya apabila Tuhan pun dilibatkan dalam memilih pilihan kita, tak ubahnya seperti memilih jodoh.
Kita harus punya pilihan, pilihan boleh beda. Kita sudah terlatih hidup di bangsa yang berbhineka tunggal eka.
Saya ucapkan selamat buat calon yang nantinya terpilih dan dipilih oleh rakyat sekaligus pendukungnya. Semoga apa yang diamanatkan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat pada umumnya, dan kepada Tuhan YME pada khususnya.
Bagi Anda–calon sekaligus pendukungnya yang belum terpilih dan dipilih rakyat, bahwa tidak terpilih bukan berarti rakyat tidak menghendaki anda. Akan tetapi inilah demokrasi yang kita semua sepakat untuk dijunjung-tinggi bersama-sama.
Mari kita DUKUNG bangsa INDONESIA dengan MENDUKUNG SIAPAPUN yang nantinya akan terpilih dan dipilih oleh rakyat Indonesia. Meskipun dia bukan berasal dari calon yang kita usung, tidak kita pilih dan tidak kita dukung saat masa kampanye.
Pemilu ibarat rapat atau musyawarah untuk mencapai kata mufakat. Dalam rapat tersebut, kita semua menyampaikan semua ide, pendapat, gagasan dan pandangan yang kita yakini baik dan benar. Tak terelakkan lagi adu argumentasi pun terjadi, bahkan kadang adu mulut pun menjadi sesuatu hal yang lumrah di dalam rapat.
Tetapi setelah rapat diputuskan hasilnya, hendaknya kita semua melaksanakan hasil keputusan rapat tersebut dengan penuh tanggung jawab. Kita hilangkan semua perbedaan selama rapat. Kita kesampingkan ide, pendapat, gagasan dan pandangan pribadi yang kita pertahankan selama rapat.
Kita dukung dan kita laksanakan sebaik dan semaksimal mungkin hasil keputusan rapat.
Mengutip dari Anies Baswedan, “Lawan beda dengan musuh. Lawan debat adalah teman berpikir, lawan badminton adalah teman berolah raga. Beda dengan musuh yang akan saling menghabisi”
So… Mari kita bangun bangsa dan negara kita sebaik dan semaksimal mungkin yang kita mampu sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas kita.
(Kudus, 2014.05.27)