Karena Kartini adalah Inspirasi

Kemeriahan acara yang diselenggarakan ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama), Fatayat dan IPPNU Kabupaten Kudus dimalam kelahiran Kartini, menghadirkan sembilan Kartini masa kini yang mampu menginspirasi Kartini-Kartini lain.

Acara yang bertajuk Malam Anugerah 9 Perempuan Inspiratif Kudus Tahun 2016 ini digelar di Emerald Hotel Griptha pada hari Rabu malam Kamis (20/04/2016).

Tokoh Kartini tersebut adalah perempuan yang mampu menebar inspirasi. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Antara lain pendakwah, pendidik, tokoh agama, enterpreneur, birokrat, dokter, pelajar, aktivis dan dari bidang politik.

1. Hj. Chumaidah, S.Pd.I (Pendakwah)

Menjadi Ketua Muslimat NU Kabupaten Kudus sekaligus Da’i adalah aktivitasnya saat ini. Beliau menjadi Pendakwah sudah lama, beberapa kota di Jawa Timur pun sudah dijelahi, bahkan sampai sekarang.

Menurut beliau, menjadi pengurus suatu organisasi harus memberikan contoh terlebih dahulu. Kita tidak bisa menyuruh orang lain menyumbang, jika pengurusnya saja tidak ada yang menyumbang.

Kepada Kartini-Kartini muda, beliau juga membagikan pesan almarhum suaminya sebelum meninggal, yang mampu menjadikan Hj. Chumaidah masih tetap tegar dan kuat menjalani aktivitas kesehariannya.

Jangan pernah takut selama benar. Jangan susah jika dibenci dan dikucilkan

2. Hj. Zahrotun Nisa’ Sriyatun, M.Pd.I (Pendidik)

Ibu Sri adalah seorang pengajar di sekolah swasta, yakni MI NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus sejak 1986 sampai saat ini. Beliau adalah satu-satunya perempuan yang mengabdi di sekolah tersebut.

Menjadikan semua keluarga adalah pesan yang disampaikan kepada peserta. Hal tersebut membuat beliau tetap bertahan diantara 84 teman sejawatnya yang kesemuanya adalah laki-laki.

Pembuktian kualitas, mampu menempatkan dan membawa diri adalah kunci utama dalam mengarungi kehidupan ditengah-tengah masyarakat.

3. Hj. Ismah Ulin Nuha (Tokoh Agama)

Beliau adalah tokoh agama sekaligus pengasuh pondok pesantren Yanbu’ul Qur’an di Kudus. Pondok pesantren di Pulau Jawa yang mengkhususkan diri sebagai tempat untuk belajar dan menghafalkan Al-Qur’an.

4. Yuli Astuti (Enterpreneur)

Seorang enterpreneur muda, terbukti dengan tumbuh dan berkembangkan usaha “Muria Bati Kudus”. Benar-benar mulai dari nol, dan awal-awal belajar batik beliau seminggu sekali belajar ke Solo dengan naik motor.

Usaha yang dirintisnya menjadikannya sebagai satu diantara 14 Women Asia di tahun 2014.

Beliau berharap agar generasi muda, agar ikut mengembangkan batik yang ada di Kudus. Sehingga turut aktif mengangkat dan melestarikan budaya lokal yang ada di Kabupaten Kudus.

Menurut Kartini yang satu ini, dalam membuat batik tidak asal membuat, butuh penelitian sebelumnya.

Harus ada nilai filosofis dan historis dalam membuat batik.

5. Djati Solechah, S.Sos.,M.M. (Birokrat)

Karirnya pernah menjabat Camat di Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus dan satu-satunya camat perempuan kala itu. Saat ini beliau menjabat Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kudus.

Dan sekali lagi, beliau adalah Kepala Kesbangpol perempuan pertama di Kudus. Bahkan dari 35 Kabupaten yang ada di Jawa Tengah, pejabat Kesbangpol perempuan ya hanya di Kudus.

Kartini yang satu ini membagikan sebuah rahasia yang mampu menjadikannya tetap produktif ditengah-tengah kesibukan yang dijalani.

Dimanapun berada, harus dapat dijadikan tempat dan ajang untuk belajar dan mengembangkan diri.

6. Dr. dr. Renni Yuniati, SpKK (Kesehatan)

Dokter spesialis kulit dan kelamin ini juga pemilik Muntira Skin Care dan Salon di Kabupaten Kudus. Beliau melakukan penelitian terhadap penyakit kusta, sehingga mampu membawanya menjadi Ketua Lembaga Riset Kusta Indonesia.

Banyak penderita kusta yang terbantu, sehingga mereka mendapatkan perhatian dari pemerintah. “Sudah cantik, kog mau-maunya ngurus penderita kusta sih dok”, sela moderator ditengah-tengah acara.

Karena kecantikan tidak diukur dengan penampilan

7. Binta Athivata Attabriez (Pelajar)

Gadis manis ini adalah finalis 5 besar Aksi Junior Indonesia 2014. Disamping segudang prestasi yang diperolehnya, meskipun baru berumur 13 tahun pada Juli mendatang.

Antara prestasi akademik dan non akademik harus imbang, makanya Binta harus pintar bagi waktu. Sebelum turun panggung, Binta menunjukkan kebolehannya bermain biola.

Pelajar saat ini, harus pandai membagi waktu dan bermedia sosial.

8. Hj. Noor Hani’ah, S.H. (Aktivis)

Kartini yang dulu pernah menjadi anggota DPRD Jawa Tengah, juga pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Kudus. Beliau adalah Wakil Bupati pertama di Jawa Tengah.

Haniah juga aktif dibidang politik, karena menurutnya politik ibarat pisau, tergantung siapa yang memegang dan digunakan untuk apa.

Saat ini, beliau aktif menjadi ketua di JPPA (Jaringan Perlindungan Perempuan dan Anak) Kudus.

Hidup semua ada resiko yang harus dijalani dan dihadapi, bukan diratapi.

9. Dra. Hj. Maesaroh, M.M. (Politik)

Beliau 4 kali menjadi anggota dewan di Kabupaten Kudus. Banyak yang menjulukinya singa betina. Banyak pelajaran yang diperolehnya justru setelah tidak menjadi anggota dewan.

Investasi pada akhirat menjadi fokus kegiatannya saat ini.

Bahwa hidup tidak hanya sekedar hidup didunia, namun juga nanti ada pertanggungjawaban di akhirat.

Semoga 9 Perempuan Inspiratif tersebut, mampu menginspirasi kita generasi muda penerus bangsa. Tidak hanya untuk kartini saja, namun juga kartono. Karena sejatinya Kartini adalah inspirasi bagi generasi masa kini.

 

“Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.” – R. A. Kartini.

Alangkah lucunya melihat anak SD yang keluar dari salon memakai kebaya, mencoba menjadi Kartini kecil

***

Bang Kartono, Kartini sudah punya Kartanu kan?

Kartanu = Kartu Tanda Anggota Nahdlatul Ulama

***

Kudus, 2016.04.22