Ketika Orang Merasa Dirinya Hebat, Maka Saat Itu Adalah Awal Kejatuhannya
— Tjiptadinata Effendi —
Itulah pesan sekaligus salah satu judul pada buku Beranda Rasa. Buku ini dinukil dari beberapa tulisan Tjiptadinata Effendi yang ada di blog kerokoyan Kompasiana. Yang disusun nan apik sang punggawa Peniti Media, pak Thamrin Sonata.
Buku yang terdiri dari 26 judul tersebut dibagi menjadi 3 bagian. Catatan Hati, Kompasiana dan Tulisan, dan Inspirator dan Motivator.
Buku setebal 117 ini adalah buku kali sekian yang ditulis oleh Tjiptadinata, beberapa bukunya pun masuk kategori best seller. Saya pribadi sering memanggil beliau dengan sebutan Opa. Hal ini tanpa alasan, mengingat usia beliau yang kini sudah diatas 70 tahun.
Beranda Rasa secara khusus dipersembahkan untuk Roselina Tjiptadinata, istri tercinta Tjiptadinata Effendi sebagai kado 50 tahun perkawinan. Peluncurannya pun berbarengan dengan Kompasianival 2014, ajang kopi darat terbesar para blogger dan komunitas di Gedung Sasono Taman Mini Indonesia Indah, 22 Nopember 2014 kemarin.
Sehingga tak berlebihan, apabila saya diperkenankan untuk mengatakan bahwa buku ini juga diperuntukkan secara khusus untuk Kompasianer sebagai kado Ulangtahun Kompasiana yang Keenam.
Tak diragukan lagi, buku yang di-endorsment oleh kang Pepih-Manajer Kompasiana, mbak Lizz-Penulis Fiksi, pak Thamrin Dahlan-Purnawirawan Polri sekaligus Kompasianer Senior, dan pak Rahmad Agus Koto-Manajer R&D Perusahaan Limbah Industri, ini mampu memberikan inspirasi bagi yang membacanya. Bahasa yang digunakan pun mudah dirasakan dan dicerna.
Buku yang berisi kisah perjuangan hidup Opa yang mampu menjadi motivasi dan inspirasi. Di dalam buku ini dapat terlihat bahwa Opa BUKANLAH seseorang yang memiliki sifat pendendam (hal. 30).
Selain itu, disampaikan juga bagaimana caranya menjaga hubungan persahabatan meskipun waktu berbeda dan jarak yang memisahkan, salah satunya adalah dengan menjadikan kunjungan sebagai lem perekat persahabatan (hal. 98). Bahkan, pengalaman di Kompasiana pun tak luput dibahas didalamnya. Diantaranya pesan rahasia sang pendiri Kompasiana (hal. 52).
Beranda Rasa kian terasa, saat ditutup oleh Roselina yang menceritakan tentang kehidupan masa muda dan lika-liku kehidupan saat berkeluarga. Bagaimana romantisnya mereka saat masih muda.
Digambarkan dengan jelas bagaimana polahtingkah masa muda Opa. Bagaimana ide “nyeleneh” anak muda saat itu yang mengungkapkan hati kepada pujaan hatinya. Hingga titik balik bagaimana bisa keluar dari lika-liku kehidupan yang penuh penderitaan. Memang, dibalik pria yang sukses ada wanita yang hebat di belakangnya, Roselina Tjiptadinata contohnya.
Secara keseluruhan buku ini bagus dan layak baca bagi semua kalangan. Cover depan yang bergambar sketsa Opa yang dibalut dengan berbagai macam warna mampu menggambarkan bagaimana rasa Beranda Rasa.
Judul: Beranda Rasa
No. ISBN: 978-602-71515-2-9
Penulis: Tjiptadinata Effendi
Editor: Thamrin Sonata
Penerbit: Peniti Media
Tanggal Terbit: Nopember – 2014
Jumlah Halaman: 117
Jenis Cover: Soft Cover
***
Tulisan ini bukan bermaksud saya menilai buku Beranda Rasa, akan tetapi sebagai rasa terima kasih atas motivasi dan inspirasi yang Opa dan Oma berikan kepada kami.
Tak lupa juga, salam takzim saya pribadi kepada pak Thamrin Sonata yang telah menerima saya layaknya seorang putra dengan penuh kehangatan saat kali pertama jumpa.
Jakarta, 2014.12.16