Paling enak itu jadi penonton sepakbola. Saat tim favoritnya mencetak goll, ia pun ikut bahagia, seakan2 tim itu adalah bagian dirinya.
Beda cerita jikalau tim tersebut kurang beruntung cara bermainnya, maka penonton yang tidak paham permainan sebenarnya, mengeluarkan segala umpatan, cemoohan yang akan ditujukan pada tim tersebut, seakan2 penontonlah maha benar dengan segala ocehannya.
Beda cerita jika, penonton diminta ikut bermain, maka hasilnya bisa ditebak. Apakah penonton bisa bermain sebaik sama seperti apa yang diucapkannya?
Kita semua tentu paham, bahwa penonton hanya bisa melemparkan ocehannya. Ketika dia diminta bermain, maka dia akan bersembunyi, beribu alasan akan diocehkan kembali. Sesekali berteriak, sembari menyembunyikan wajahnya.
Penonton tidak tahu, bahwa saat pemain sepakbola sudah turun ke lapangan, pemain akan mengerahkan segala daya dan upaya agar bermain dengan maksimal.
Bahkan Sang Pelatih bilang, “Jangan pikirkan kalah menang, tapi ayo lakukan yang terbaik, do the best what can you do, berusaha semaksimal mungkin apa yang bisa kau lakukan”.
“Kalah menang bukan urusan kita, urusan kita adalah berusaha sebaik mungkin dalam permainan”.
Begitu kira2 semangat yang dipompakan Sang Pelatih sepakbola saat aku akan merumput di stadion kala itu.
Sudah pahamkan bedanya penonton dan pelatih? Ada yang tahu beda penonton dan komentator?
Ya, benar. Komentator bisa memberikan saran masukan dan jalan keluar. Tidak hanya asal bunyi.
Kudus, 2022.07.21